Senin, 21 Januari 2008

Tipe manusia dalam kehidupan


Tipe manusia dalam kehidupan


  1. Mereka yang berhenti (Quitters)

Tak diragukan lagi, ada banyak orang yang memilih keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Mereka ini disebut Quitters atau orang-orang yang berhenti. Mereka menghentikan pendakian. Mereka menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung. Mereka mengabaikan, menutupi, atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki, dan dengan demikian juga meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan.


Gaya hidup

Menurut definisinya, Quiters menjalani kehidupan yang tidak terlalu menyenangkan. Mereka meninggalkan impian-impiannya dan memilih jalan yang mereka anggap lebih datar dan lebih mudah. Ironisnya, seiring dengan berlalunya waktu, Quitters mengalami penderitaan yang jauh lebih pedih daripada yang ingin mereka elakan dengan memilih untuk tidak mendaki. Dan, saat yang paling memilukan dan menyedihkan adalah sewaktu mereka menoleh ke belakang dan melihat bahwa kehidupan yang telah dijalani ternyata tidak menyenangkan.

Akibatnya, Quitters sering menjadi sinis, murung, dan mati perasaannya. Atau mereka menjadi pemarah dan frustasi, menyalahkan semua orang di sekelilingnya, dan membenci orang-orang yang terus mendaki.


  1. Mereka yang Berkemah (Campers)

Kelompok individu yang kedua adalah Campers atau orang-orang yang berkemah. Mereka pergi tidak seberapa jauh, lalu berkata, “Sejauh ini sajalah saya mampu mendaki (atau ingin mendaki).” Karena bosan, mereka mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat datar yang rata dan nyaman sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka memilih untuk menghabiskan sisa-sisa hidup mereka dengan duduk disitu.

Berbeda dengan Quitters, Campers sekurang-kurangnya telah menanggapi tantangan pendakian itu. Mereka telah mencapai tingkat tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah, atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke tempat di mana mereka kemudian berhenti. Pendakian yang tidak selesai itu oleh sementara orang dianggap sebagai “kesuksesan”. Ini merupakan pandangan keliru yang sudah lazim bagi mereka yang menganggap kesuksesan sebagai tujuan yang harus dicapai, jika dibandingkan dengan perjalanannya. Namun demikian, meskipun Campers telah berhasil mencapai tempat perkemahan, mereka tidak mungkin mempertahankan keberhasilan itu tanpa melanjutkan pendakiannya. Karena, yang dimaksud dengan pendakian adalah pertumbuhan dan perbaikan seumur hidup pada diri seseorang.


Gaya hidup

Campers juga menjalani kehidupan yang tidak lengkap. Perbedaannya terletak pada tingkatnya. Karena lelah mendaki, mereka berkata, “ini sudah cukup baik,” tanpa menyadari harga yang akan mereka bayar. Campers mungkin merasa cukup senang dengan ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami apa yang masih mungkin terjadi.

Sambil memasang tenda, Campers memfokuskan energinya pada kegiatan mengisi tenda dengan barang-barang yang sedapat mungkin membuatnya nyaman. Ini berarti Campers melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai jika energi dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya.

Para Campers adalah satis-ficer (dari kata satisfied = puas dan suffice = mencukupi). Mereka puas dengan mencukupkan diri, dan tidak mau mengembangkan diri.


  1. Para Pendaki (Climbers)

Climbers, atau si pendaki, adalah sebuitan untuk orang yang seumur hidup membaktikan dirinya pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk atau nasib baik, dia terus mendaki. Dia seperti kelinci pada iklan baterai Energizer di pegunungan. Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan lainnya menghalangi pendakiannya.


Gaya hidup

Climbers yang menjalani hidupnya secara lengkap. Untuk semua hal yang mereka kerjakan, mereka benar-benar memahami tujuannya dan bias merasakan gairahnya. Mereka mengetahui bagaimana perasaan gembira yang sesungguhnya, dan mengenalinya sebagai anugerah dan imbalan atas pendakian yang telah dilakukan. Karena tahu bahwa mencapai puncak itu tidak mudah, maka Climbers tidak pernah melupakan “kekuatan” dari perjalanan yang pernah ditempuhnya.

Climbers tahu bahwa banyak imbalan dating dalam bentuk manfaat-manfaat jangka panjang, dan langkah-langkah kecil sekarang ini akan membawa pada kemajuan-kemajuan lebih lanjut di kemudian hari. Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan yang disodorkan kepadanya. Climbers sangat gigih, ulet dan tabah, Climbers menempuh kesulitan-kesulitan hidup dengan keberanian dan disiplin sejati.

Tidak ada komentar: