Senin, 21 Juni 2010

Nasihat Berharga

Diriwayatkan sebuah masa di zaman kejayaan irak. Wilayah irak ketika itu bukanlah seperti yang kita kenal sekarang, tetapi terbentang luas mulai dari afrika hingga daratan Asia.

Pada masa Irak dipimpin oleh Khalifah Harun Al Rashid, hidup pula seorang ulama besar bernama Sihab. Ulama itu begitu terkenal karena nasihat-nasihatnya yang mencerahkan dan member tuntunan hidup yang lurus.

Suatu hari, Shihab dilaporkan singgah di kot Bagdad. Khalifah Harun Al Rashid sangat antusias untuk bisa bertemu ulama ternama itu. Secara khusus, ia kemudian menjamu sang ulama untuk bersantap di istananya.

Seusai jamuan makan, Khalifah Harun Al Rashid memohon ulama Shihab untuk memberikat nasihat kepada dirinya dalam memimpin Irak.

Sederhana saja cerita yang disampaikan sang ulama. Ia membawa sang Khalifah berpetualang ke sbuah gurun yang kering dan tandus. Sinar matahari yang begitu terik dan panas membuat sang Khalifah suatu saat kehausan dan membutuhkan betul air untuk bertahan hidup.

Sang ulama kemudian bertanya, kalau di depan Khalifah tiba-tiba ada orang yang member segelas air, hadiah apa yang hendak diberikan khalifah kepada orang yang menyelamatkan hidup khalifah itu? Khalifah menjawab bahwa apa saja yag diminta orang itu akan dipenuhi.

“Apakah kalau orang itu meminta sebagian wilayah Irak, Khalifah akan penuhi?” Tanya Shihab. Sang Khalifah menjawab lagi, apa pun permintaannya akan ia penuhi.

Kemudian sang ulama mengajak sang khalifah melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan, sang khalifah kemudian dihaapkan pada situasi yang sama ketika kehausan di tengah padang pasir. Kemudian datang lagi seseorang yang membawakannya segelas air.
“Apakah yang akan khalifah hadiahkan kepada orang itu?” Tanya sang ulama. Khalifah menjawab, ia akan memberikan apapun yang diminta oleh orang yang menolongnya.

“Apakah kalau orang itu meminta setengah wilayah Irak yang masih tersisa akan juga khalifah berikan?” Tanya ulama lgi. Sang khalifah menjawab, apapun yang diminta akan diberikan.

Begitu sang khalifah menyelesaikan jawabannya, sang ulama segera mengatakan bahwa kekuasaan dan wilayah yang begitu luas dimiliki sang khalifah ternyata harganya tidak lebih dari dua gelas air. Oleh karena itu, ulama Shihab mengingatkan khalifah Haru Al Rashid untuk tidak silau terhadap kekuasaan.

Kekuasaan itu ternyata bukanlah segala-galanya. Kekuasaan itu ternyata tidak pernah abadi. Dengan mudahnya, kekuasaan itu bisa hilang dari tangan kita.

Oleh karena itu, ketika berkuaa, pergunakanlah kekuasaan itu sebaik mungkin, sebijaksana mungkin. Pergunakan kekuasaan itu untuk membawa kebaikan dan manfaat bagi bayak orang. Jangan lupa, pada akhirnya kekuasaan yang didapatkan di dunia ini pasti akan diminta pertanggungjawabannya.

Tidak ada komentar: